Loading...
8 Apr 2014

Lembaga Pendidikan Islam Dan Tantangan Moderenisasi

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DAN TANTANGAN MODERNISASI

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah :
Telaah kurikulum PAI
Dosen Pengampu : Musakir, M.Ag



Di susun oleh :

Edi SAPUTRA



Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UNSIQ JAWA TENGAH DI WONOSOBO
2011


PENDAHULUAN

            Dalam proses pembudayaan umat manusia, adanya kelembagaan pendidikan Islam dalam masyarakat merupakan conditio sine qua non ( syarat mutlak) dengan tugas dan tanggung jawabnya yang kultural-edukatif terhadap anak didik dan masyarakat yang semakin berat. Tanggung jawab lembaga-lembaga pendidikan dalam segala jenisnya, menurut pandangan Islam adalah berkaitan dengan usaha menyukseskan misi pendidikan Islam.
            Islam yang dinyakini (umat Islam) sebagai agama paling sempurna  menempatkan pendidikan sebagai aspek sangat penting yang mewajibkan umatnya senantiasa menjalankan komitmennya. Hal ini diperkuat oleh firman Allah yang terdapat pada ayat pertama yang di wahyukan Allah kepada Nabi Muhammad: Bacalah! Dengan nama Tuhan mu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah ! Tuhan mu yang paling pemurah, Dia yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam, Dia yang mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (QS. Al-Alaq ; 1-5).
            Rasulullah Muhammad melalui Sunnahnya, dalam tataran yang lebih konkrit dan tetap fundamental, menunjukkan komitemennya terhadap pendidikan fakta telah terukir dalam sejarah Islam, bahwa risalah yang dibawa Muhammad telah mengangkat bangsa Arab kepada peradaban yang lebih tinggi serta memperkenalkan sendi-sendi di bidang pendidikan yang saat ini masih memprihatinkan. Perhatian besar Nabi Muhammad terhadap pentingnya pendidikan, dapat dilihat pada tindakan beliau terhadap tawanan perang ketika memperoleh kemenangan pertamanya dalam perang Badar. Beliau mewajibkan tawanan perang untuk mengajarkan  cara menulis  kepada anak-anak Madinah sebaga tebusan bagi pembebasan mereka. Ini perkuat dengan pernyataan beliau melalui sebuah perintah “Carilah ilmu walau sampai ke negeri Cina”. Penegasan keutamaan pendidikan beliau nyatakan pula melalui sabdanya : “Carilah ilmu sejak dari ayunan sampai keliang lahat”.

PEMBAHASAN

            Memperhatikan pentingnya pendidikan Islam sebagaimana dalam Al-Qur’an dan Hadits Nabi di atas, maka yang menjadi fokur pembahasan makalah ini adalah, bagaimana lembaga pendidikan Islam dalam menghadapi tantangan modernasi sekarang ini. Modernernisasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada akhir dekade ini sudah tidak mengenal sekat dan batas wilayah dan negara.
            Maka dalam rangka untuk mensukseskan misi pendidikan dalam tiga macam tuntutan  hidup seorang muslim yaitu sebagai berikut :
  1. Pembebasan manusia dari ancaman api neraka, sesuai dengan perintah Allah, yang artinya : “Jagalah dirimu beserta keluargamu  dari ancaman api neraka”
  2. Pembinaan umat manusia menjadi hamba Allah yan memiliki keselarasan dan keseimbangan hidup, bahagia di dunia dan di akherat. Sebagai realisasi cita-cita seseorang yang beriman dan bertaqwa yang senantiasa memanjatkan do’a sehari-hari yang artinya : Wahai Tuhan ku, berilah aku kehidupan di dunia yang sejahtera dan kehidupan di akherat yang bahagia dan jauhkan kami dari siksaan api neraka.
  3. membentuk diri pribadi manusia yang memancarkan sinar keimanan yang kaya dengan ilmu pengetahuan, yang satu sama lain saling mengembangkan hidupnya untuk menghambakan dirinya kepada Kholiq Nya. Keyakinan dan keimanan berfungsi sebagai penyuluh terhadap akal budi yang sekaligus mendasari ilmu pengetahuannya, bukan sebaliknya, keimanan dikendalikan oleh akal budinya, Firman Allah dalam QS. Al-Mujadalah :
“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Di atas dasar pandangan inilah lembaga-lembaga pendidikan Islam berpijak untuk mencapai cita-cita yang ideal, yaitu bahwa idealitas Islam dijadikan elan vitale-nya (daya pokok). Tugas dan tanggung jawab kultural – edukatifnya. Dengan demikian, maka jelaslah bahwa lembaga pendidikan yang berkembangan dalam masyarakat merupakan cermin  dari idealitas umat Islam  sekaligus dalam taraf tertentu, ia dapat menjadi pendobrak kejumudan atau kemunduran idealitas umat Islam itu sendiri. Pada suatu tahap perkembangan masyarakat tertentu, lembaga-lembaga pendidikan Islam menjadi dinamisator (pembangkit) semangat dan dinamika umat yang terpancar dari sumber idealitas ajaran Islam yang dianalisis dan dikembangkan oleh lembaga tersebut.
            Dengan demikian,lembaga pendidikan harus mampu melakukan dua fungsi bersama yang kelihatannya berlawanan satu sama lain, tetapi dapat mengumpul menjadi satu kekuatan ideal yang saling menggerakkan dan mengendalikan.
            Dihadapan ide-ide modernisme, terutama yang didasari dan didorong oleh pengaruh kemajuan teknologi modern, maka lembaga-lembaga pendidikan tidak terlepas dari tantangan ( challenge) yang harus diberi jawab-jawaban.  Dalam memberikan jawaban itu, lembaga pendidikan kita terikat oleh norma-norma dari nilai-nilai agama yang dibawanya. Oleh karena itu, selain berlaku selektif dan korektif terhadap ide-ide modernisme, ia juga melakukan penganalisisan  yang tajam terhadapnya. Terakhir dengan pengambilan keputusan, apakah ide pembaharuan / modernisme tersebut seirama dan senada dengan nilai-nilai dasar agamanya, sehingga daat diterima untuk dikembangkan. Alternatif seperti memilih pendirian “hidup atau mati” sering harus dihadapi penuh mengandung resiko bagi “mundur atau majunya” agama yang didukungnya disinilah nilai itu berperan mengarahkan.
            Bentuk tantangan yang dihadapi oleh lembaga-lembaga pendidikan Islam saat ini meliputi bidang-bidang berikut ini :

1.    Politik, karena dalam kehidupan politik, terutama politik kenegaraan, banyak berkaitan dengan masalah bagaimana negara itu membimbing, mengarahkan, dan mengembangkan kehidupan bangsa dalam jangka panjang. Pengarah tersebut di dasarkan oleh falsafah negara yang mengikat semua sektor-sektor pengembangan bangsa dalam proses tujuan negara atau tujuan nasional. Dengan kata lain, lembaga pendidikan yang ada didalam wilayah suatu negara merupakan sekor kehidupan budaya bangsa yang  commited (terikat) dengan tujuan perjuangan nasional yang berdasarkan falsafah negaranya. Oleh karena itu, suatu lemgaba pendidikan yang tidak bersedia mengikuti politik negaranya, khususnya dalam bidang kependidikan, akan merasakan bahwa politik tersebut menjadi presure (tekanan) terhadap cita kelembagaan tersebut. Sudah barang tentu hal ini merupakan tantangan yang perlu dijawab secara politis fundamental pula, karena hal tersebu menyangkut kepentingan perkembangan bangsa di masa depan yang jauh dan dalam maknanya bagi pembinaan watak kepribadian, kreatifitas, dan disiplin bangsa itu sendiri.
2.    Kebudayaan, yaitu suatu hasil budi daya manusia,  baik bersifat material maupun mental spritual, dari bangsa itu sendiri ataupun dari bangsa lain. Suatu bangsa yang mampu survive mempertahankan diri dalam kehidupannya.  Ditengah-tengah bangsa lain, adalah bangsa yang mampu mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan di dunia ini. Suatu perkembangan kebudayaan dalam abad modern saat ini adalah tidak dapat terhidar dari pengaruh kebudayaan bangsa lain. Kondisi demikian menyebabkan timbulnya proses akulturasi (pertukaran atau saling berbaurnya) antara kebudayaan yang satu dengan yang lainnya. Dimana faktor nilai yang mendasari kebudayaan sendiri sangat menentukan survave tersebut. Bila mana nilai-nilai kultural bangsa itu melemah karena berbagai sebab, bangsa itu akan mudah terperangkap atau tertelan oleh kebudayaan lain yang memasukinya. Sehingga identitas kebudayaan bangsa itu sendiri akan lenyap.

3.    Ilmu pengetahuan dan teknologi, adalah suatu segi peradaban dan kebudayaan manusia, dimana perkembangannya yang lebih cepat menjalar kejantung masyarakat suatu bangsa, merupakan salah satu cirikas dari zaman modern saat ini. Teknologi sebagai ilmu pengetahuan tarapan (technology is an applied science) adalah hasil kemajuan budaya manusia yang banyak bergantung kepada manusia yang menggunakannya.  Dengan kata lain teknologi dapat diartikan sebagai suatu kekuatan kebudayaan yang bersifat netral dalam tugas dan fungsinya, artinya bergantung kepada tangan manusianya dalam pengelolaan dan pemanfaatnnya. Suatu contoh adalah uraium yang dapat dioleh menjadi bom ato yang dahsyat, tetapi dapat juga dijadikan bahan yang dapat melipatgandakan hasil pertanian. Selain itu, uranium dapat dijadikan sumber tenaga listrik. Inilah tantangan mutakhir manusia abad ini yang perlu diberi jawaban oleh lembaga kependidikan kita, terutama lembaga kependidikan Islam dimana norma-norma agama senantiasa dijadikan sebagai sumber pegangan.

4.    Ekonomi adalah, suatu aspek pengetahuan manusia yang membertahukan tentang  bagaimana seharusnya manusia itu bersaha memenuhi kebutuhan  hidup jasmaniyahnya. Eonomi merupakan tulang punggung kehidupan bangsa yang dapat menentukan maju mundurnya, lemah kuatnya, lambat cepatnya proses pembudayaan bangsa pengaruh kehidupan ekonomi banyak mewarnai  corak perkembangan sistem kependidikan dalam masyarakat bangsa. Oleh karena itu, kehidupan ekonomi suatu bangsa banyak mempengaruhi pertumbuhan lembaga kependidikan.  Bahkan juga mempengaruhi sistem kependidikan apa yang diberlakukan serta kelembagaan kependidikan bagaimana yang dapat menunjang ataupun mengembangkan sistem ekonomi yang diinginkan, oleh karena itu timbullah suatu perencanaan kependidikan dilihat dari aspek kehidupan ekonomi yang dikenal dengan “ekonomi pendidikan” sehingga pendidikan yang diselenggarakan dalam masyarakat selalu diukur sejauhmana dapat menunjang kehidupan dan pembangunan di bidang ekonomi tersebut.

5.    Kemasyarakat adalah, suatu lapangan hidup manusia yang mengandung ide-ide yang sangat lanten terhadap pengaruh kebudayaan, kemasarakatan tidak statis dan beku, melainkan berkecenderungan kearah perkembangan dinamis yang mengandung implikasi perubahan-perubahan yang biasa kita kenal sebagai “perubahan sosial”  (social change). Perubahan yang terjadi dalam sistem kehidupan sosial dapat mengalami ketidak pastian tujuan dan dapat pula berarah tujuan yang jelas. Hal demikian banyk bergantung pada  faktor kepemimpinan masyarakat yang ada didalamnya serta faktor tingkat kesadaran sosial yang ada.  Bila mana perubahan itu dikehendaki oleh pemimpin-pemimpinannya maka akan menjadi jelas arahnya, tetapi bila tidak dikehendaki yang berarti tidak berencana, maka perubahan tersebut cenderung kearah oportunistis yang tidak menguntungkan perkembangan masyarakat  dimasa mendatang. Itulah sebabnya gejala perubahan sosial akibat pengaruh kebudayaan dari luar ataupun dari dalam, tetapi memeerlukan pengamatan dan pengarahan yang jelas dari atas dan dari bawah, yaitu para pemimpin negara dan masyarakat itu sendiri. Namun pengarahan dari hasl pengamatan lembaga kependidikan adalah  lebih rasional dan konstruktif karena berkat penganalisisan yang lebih objektif rasional dari lapisan atas dan bawah. Problem-problem sosial yang menuntut pemecahan kepada lembaga kependidikan justru menghidupkan tugas dan fungsi lembaga kependidikan itu sendiri. Mengingat lembaga itu merupakan lembaga kemasyarakatan yang berfungsi sebagai  agent of social change.
6.    Sistem nilai adalah suatu tumpuhan norma-norma  yang dipegang oleh manusia sebagai makhluk individual dan sebagai makhluk sosial, baik itu berupa norma tradisional maupun norma agama yang telah berkembang dalam masyarakat.

            Sistem nilai juga dijadikan tolak ukur bagi tingkah laku manusia dalam masyarakat yang mengandung potensi mengendalikan, mengatur, dan mengarahkan perkembangan masyarakat itu sendiri. Bahkan juga mengantung potensi rohaniyah yang mengarahkan eksistensi masyarakat itu. Namun demikian, sistem nilai tersebut bukannya tidak dapat mengalami perubahan-perubahannya, terutama oleh faktor kemajuan berfikir manusia itu sendiri maupun desakan dari sistem nilai yang lain yang lebih dianggap lebih baik. Diseluruh dunia saat ini, sedang mengalami peerubahan sistem nilai yang lebih cenderung untuk meninggalkan sistem nilai tradisional yang ada.  Apakah hal ini disebabkan oleh karena naluri manusia yang cenderung untuk menyukai hal-hal yang baru ataukah ada semacam “kekuatan mendesak” (pressure power) dari luar. Hal inilah yang manjadi titik sentral prolem yang melahirkan tantangan  terhadap lembaga pendidikan, yang salah satu fungsinya adalah mengawetkan sistem nilai yang lebih berkembang dalam masyarakat. Oleh karena itu, lembaga pendidikan perlu memberikan jawaban-jawabannya yang tepat sehingga kecenderungan dan sikap berfikir masyarakat tidak terombang-ambing tanpa arah yang jelas
               Dalam memberikan jawaban terhadap tantangan di atas, lembaga pendidikan Islam sudah barang tentu perlu memegangi petunjuk-petunjuk agama yang antara lain dalam al-Qur’an Surat Ar-Raddu ayat  11 :

¼çms9 ×M»t7Ée)yèãB .`ÏiB Èû÷üt/ Ïm÷ƒytƒ ô`ÏBur ¾ÏmÏÿù=yz ¼çmtRqÝàxÿøts ô`ÏB ̍øBr& «!$# 3 žcÎ) ©!$# Ÿw çŽÉitóム$tB BQöqs)Î/ 4Ó®Lym (#rçŽÉitóム$tB öNÍkŦàÿRr'Î/ 3 !#sŒÎ)ur yŠ#ur& ª!$# 5Qöqs)Î/ #[äþqß Ÿxsù ¨ŠttB ¼çms9 4 $tBur Oßgs9 `ÏiB ¾ÏmÏRrߊ `ÏB @A#ur ÇÊÊÈ


Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

      Dari ayat tersebut di atas sebagai landasan ideal fundamental cukup mengingatkan kepada kita bahwa manusia sebagai anggota masyarakat janganlah  statis dan jumud dalam hidupnya, melainkan hendaknya dinamis dan konstruktif dalam melakukan perubahan-perubahan. Tingkah laku dan usaha perubahan yang dilakukan itu hendaknya jangan latah mengikuti ide orang lain yang tidak diketahui arah dan tujuannnya.
     Semua usaha perubahan yng dilakukan itu harus dipertanggungjawabkan dihadapan Tuhan, apakah bermanfaat bagi manusia, masyarakat dan agama. Itulah sebabnya semua usaha untuk mnciptakan perubahan itu perlu dilandasi nilai-nilai yang tetap dan yang konstruktif, yaitu nilai agama. Dalil-dalil lainnya yang bersifat mendorong untuk kemajuan hidup bermasyarakat masih banyak yang perlu digali dengan ijtihad yang sempurna.
  
KESIMPULAN

Lembaga pendidikan Islam dan tantangan modernansi dengan pembahasan sebagaimana diuraikan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :

1.                       perubahan masyarakat dalam era-globalisasi sekarang ini telah memberikan arah dan perubahan terhadap lembaga-lembaga pendidikan Islam dalam bidang ilmu pengetahuan, sosial, ekonomi dan masyarakat itu sendiri, sehingga lembaga pendidikan Islam harus dapat melakukan filter dengan etika dan norma-norma agama Islam.
2.         Aspek-aspek perubahan dalam masyarakat karena pengaruh modernisasi hendaknya dapat dijadkan tolak ukur atas kemajuan pendidikan maupun lembaga pendidikan sehingga diperlukan kesiapan SDM oleh lembaga pendidikan Islam. Perubahan yang baik hendaknya dapat dimanfaatkan dan digunakan sebaik-baiknya, sedangkan perubahan yang membawa dampak keburukan atau medlaratan harus ditinggalkan sajauh-jauhnya agar tidak memberikan pengaruh negatif kepada peserta didik.
3.      Perubahan masyarakat global, perlu mendapatkan perhatian yang serius oleh semua komponen masyarakat termasuk lembaga pendidikan, sehingga ilmu pengetahuan dan teknologi bukalah sabagai tujuan akhir, tetapi mardlotillah merupakan tujuan yang harus dicapai oleh semua lembaga pendidikan Islam.

            Demikian makalah singkat ini, sebagai bentuk antisipasi terhadap dampak era-global dan modernisasi di semua lini kehidupan masyarakat sekarang ini. Mau tidak mau lembaga pendidikan Islam harus mampu menegakkan nilai-nilai atau etika moralitas bangsa dengan mengedepankan norma agama sebagai landasan utama.

DAFTAR PUSTAKA

              Ahmad, H.A. Malik, Tauhid Membina Pribadi Muslim dan Masyarakat, Jakarta, Al-Hidayah, 1980.

Hafid,          Dasuki A., Ensiklopedia Islam 1-5, Jakarta, Ikhtiar Baru Van Hoeve, 1993

Iqbal,        Muhammad, Membangun Kembali Pikiran Agama dalam Islam, Jakarta, Tintamas, 1996

 W       ibowo, Arif, Studi Islam jilid 1-4, Surakarta, Lembaga Studi Islam IAIN Yogyakarta, 1997

Suwito,         Fauzan (Ed), Sejarah Sosial Pendidikan Islam, Jakarta, Prenada Media, 2005

               Asrahah, Hasnun, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta, PT. Logos Wacana Ilmu, cet. 1, 1999.

0 comments:

 
TOP