MAKALAH
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
DAFTAR ISI
Kata Pengantar -----------------------------------------------------------------------------
Daftar Isi ------------------------------------------------------------------------------------
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
-----------------------------------------------------------------------
1.2 Perumusan Masalah -----------------------------------------------------------------
1.3 Tujuan --------------------------------------------------------------------------------
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam ---------------------------------
2.2. Visi,
Misi Dan Sifat Pendidikan Islam----------------------------------------------
2.3 Dasar Dan Asas-Asas Pendidikan Dalam Al-Qur'an----------------------------
2.4 Tujuan Pendidikan Islam ----------------------------------------------------------
BAB III PENUTUP
Kesimpulan -----------------------------------------------------------------------------
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
belakang
Fenomena perkembangan abad
mutakhir menghendaki adanya suatu system pendidikan yang komprehensif. Karena
perkembangan masyarakat dewasa ini menghendaki adanya pembinaan siswa /santri
yang dilaksanakan secara seimbagan antara nilai dan sikap , pengatahuan,
kecerdasan , keterampilan , kemampuan komunikasi, dan kesadaran akan ekologi
lingkungan. Dengan kata lain, seimbang antara IPTEK (Ilmu pengetahuan dan
teknologi ) dan IMTAQ (Iman dan Takwa) yakni meliputi IQ (intelectual
Quotient), EQ (Emotional Quotient), dan SQ (Social Quotient)
Dengan tujuan menjadikan
manusia tidak hanya berintelektual tingggi, tetapi juga memilki akhlak mulia.
Maka adanya suatu penataan pendidikan islam secara kontemporer. Maka pemakalah
akan memaparkan bagaimana penataan islam secara kontemporer..
2.
Rumusan masalah
Dari uraian diatas penulis mempunyai rumusan
masalah yakni:
- Bagaimana menata
Ruang Lingkup menurut format Filsafat pendidikan islam ?
- Bagaimana Konsef
islam menurut format Filsafat pendidikan islam ?
- Bagaimana Dasar
Pelaksanaan Filsafat menurut format Filsafat pendidikan islam ?
3.
Tujuan
Tujuan Umum
:
“Untuk mengetahui Filsafat Pendidikan
Islam.”
Tujuan
Khusus :
1. Untuk mengidentifikasi Ruang Lingkup Islam menurut format
Filsafat pendidikan islam.
2. Untuk mengetahui Konsef islam menurut format Filsafat pendidikan islam.
3. Untuk mengetahui Dasar Pelaksanaan Filsafat pendidikan islam
4. Memenuhi salah satu tugas mata
kuliah filsafat pendidikan islam.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
A. Pengertian filsafat
Pendidikan Islam
Istilah "filsafat" dapat ditinjau dari dua segi,
yakni:segi semantic: kata filsafat berasal dari bahasa arab
"falsafah" yang berasal dari bahasa yunani,"fhilosophia",
yang berarti philos artinya cinta,suka dan Sophia artinya
pengetahuan,hikmah.jadi "philoshopia"berarti cinta kepada
kebijaksanaan,kearifan atau cinta kepada kebenaran.
Segi
praktisnya:filsafat berarti alam pikiran.filsafat adalah hasil akal manusia
yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya.Dengan kata
lain filsafat adalah ilmu yang mempelajari dengan sunguh-sunguh hakikat
kebenaran segala sesuatu.
Berbagai pendapat para ahli yang mencoba merumuskan
pengertianfilsafat pendidikan islam.Muzayyin Arifin bependapat tentang filsafat
pendidikan islam adalah konsep berfikir tentang kependidikan yang bersumberkan
atau berlandaskan ajaran-ajaran agama islam hakekat kemampuan manusia untuk
dapat dibina dan dikembangkan serta dibimbing menjadi manusia muslim yang
seluruh pribadinya dijiwai oleh agama islam.Definisi ini memberi kesan bahwa
filsafat pendidikan islam sama dengan filsafat pada umumnya.Dalam arti bahwa
filsafat pendidikan islam mengkaji tentang berbagai masalah yang ada
hubungannya dengan pendidikan,seperti manusia sebagai subyek dan obyek
pendidikan,kurikulum,metode,lingkungan,guru,dan sebagainya.Bedanya dengan
filsafat pendidikan pada umumnya adalah bahwa didalam filsafat pendidikan
islam,semua masalah kependidikan tersebut selalu didasarkan pada ajaran islam
yang bersumberkan al-quran da al-hadist.Denag kata lain bahwa kata islam yang
mengiringi kata filsafat pendidikan itu menjadi sifat,yakni sifat dari filsafat
pendidikan tersebut.
Ahmad d.marimba mengatakan bahwa filsafat pendidikan islam
bukanlah filsafat pendidikan tanpa batas.
Adapun pendapat Omar Muhammad al-tomy al-saibany: menurutnya
bahwa filsafat pendidikan islam tidak lain ialah pelaksanaan pandangan filsafat
dari kaidah filsafat islam dalam bidang pendidikan yang didasarkan dalam
ajaran islam.
Dari
pendapat-pendapat diatas dapat kita ketahui bahwa filsafat pendidikan islam itu
merupakan kajian secara filosofis mengenai berbagai masalahyang terdapat dalam
kegiatan pendidikan yang didasarkan pada al-quran dan al-hadist sebagai sumber
primer,dan pendapat para ahli, khususnya para filosofis muslim,sebagai sumber
sekunder.Selain itu filsafat pendidikan islam dapat pula dikatakan suatu upaya
menggunakan jasa filsafat,yakni berfikir secara mendalam,sistematik.Filsafat
pendidikan islam secara singkat dapat dikatakan adalah filsafat pendidikan yang
berlandaskan ajaran islam atau filsafat pendidikan yang di jiwai oleh ajaran
islam.Jadi ia bukan filsafat yang bercorak liberal,bebas, tanpa batas etika
sebagaimana dijumpai dalam pemikiran filsafat pada umumnya.
Kegunaan
Filsafat Pendidikan Islam :
Omar Muhammad al-taomy al saibny mengemukakan tiga manfaat
dari mempelajari filsafat pendidikan islam tersebut sebagai berikut :
1.
Filsafat pendidikan itu dapat
menolong para perancang pendidikan dan orang-orang yang melaksanakannya dalam
suatu negara untuk membentuk
pemikiran sehat terhadap
sistem pendidikan.
2.
Filsafat pendidikan dapat menjadi
asas yang terbaik untuk penilain
pendidikan
dalam arti yang menyeluruh.penilaian pendidikan itu dianggap persoalan
yang
perlu bagi setiap pengajaran yang baik.
3.
Filsafat pendidikan islam akan menolong dalam memberikan
pendalaman pikiran bagi faktor-faktor
spiritual,kebudayaan,sosial,ekonomi, dan politik dinegara kita.
Fungsi pendidikan lebih konkrit lagi
dijelaskan oleh Ahmad D.Marimba.Menurutnya bahwa filsafat pendidikan islam
dapat menjadi pegangan pelaksanaan pendidikan yang menghasilkan
generasi-generasi baru yang berkepribadian muslim.
Muzayyin Arifin menyimpulkan bahwa
filsafat pendidikan islam itu seharusnya bertugas dalam 3 dimensi, yakni :
1.
Memberikan landasan dan sekaligus mengarahkan kepada
proses
pelaksanaan
pendidikan yang berdasarkan islam.
2.
Melakukan kritik dan koreksi terhadap proses pelaksanaan
pendidikan tersebut
3.
Melakukan evaluasi terhadap metode yang digunakan dalam
proses
pendidikan
tersebut.
Metode Pengembangan Filsafat Pendidikan
Islam
Filsafat pendidikan islam sudah
dipastikan memiliki metode pengembangan dan pengkajiannya yang khas,karena
metode inilah sesungguhnya yang memberikan petunjuk operasional dan teknis
dalam mengembangkan suatu ilmu.
Metode pengembangan filsafat pendidikan
islam ini.Sebagai suatu sumber, pengembangan sutu ilmu biasanya memerlukan
empat hal sebagai berikut:
Pertama,bahan-bahan yang akan digunakan untuk pengembangan
filsapat pendidikan.
Kedua, metode pencarian bahan
Ketiga, metode pembahasan
Keempat, pendekatan
Itulah langkah pokok yang dapat digunakan untuk mengkaji dan mengembangkan filsapat
islam. Jika seseorang misalnya ingin meneliti masalah pendidikan islam, dan
hasil penenlitiannya itu ingin di bukukan, maka cara tersebut di atas dapat
membantu sekedarnya.
2.2. VISI, MISI
DAN SIFAT PENDIDIKAN ISLAM
Pendidikan islam adalah pendidikan yang di laksanakan berdasarkan pada ajaran
islam. Karena ajaran islam berdasarkan alqur'an, as-sunnah, pendapat ulama
serta warisan sejarah, maka pendidikan islam pun mendasarkan diri pada
alqur'an, as-sunnah, pendapat para ulama serta warisan sejarah tersebut
Dengan demikian, perbedaan pendidikan islam dengan pendidikan lainnya, di
tentukan oleh adanya dasar ajaran islam tersebut. Jika pendidikan lainnya
didasarkan pada pemikiran rasional yang sekuler dan impristik semata, maka
pendidikan islam selain menggunakan pertimbangan rasional dan data empiris juga
berdasarkan pada alqur'an, as-sunnah pendapat ulama dan sejarah tersebut
Dalam perjalanan sejarahnya, sebuah kegiatan pendidikan di tentukan oleh visi,
misi, dan sifat yang melatar belakanginya. Dalam berbagai referensi kami masih
belum menjumpai rumusan tentang visi, misi, dan sifat pendidikan islam tersebut
secara eksplisit. Yang ada, pada umumnya adalah rumusan tentang tujuan,
kurikulum metode belajar-mengajar, kriteria guru dan berbagai aspek pendidikan
lainnya. Rumusaan tentang visi, misi, dan sifat pendidikan islam yang demikian
penting itu belum sempat terpikirkan, walaupun berbagai isyarat di dalam
alqur'an, alhadits dan berbagai sumber ajaran islam lainnya, rumusan tentang
visi, misi, dan sifat pendidikan islam tersebut dapat dirumuskan.
A. visi pendidikan islam
Visi pendidikan islam sesungguhnya melekat pada visi ajaran islam itu sendiri
yang terkait dengan visi kerasulan para Nabi, mulai dari visi kerasulan Nabi
Adam hingga kerasulan Nabi Muhammad Saw, yaitu membangun sebuah kehidupan
manusia yang patut dan tunduk kepada Allah SWT.
Dengan demikian visi pendidikan islam yang sejalan dengan visi ajaran islam
yang bertumpu pada terwujudnya kasih sayang bagi semua makhluk ciptaan Allah,
ternyata memiliki jangkauan pengertian yang amat luas. Yaitu sebuah kasih
sayang yang tulus dan menjangkau pada seluruh aspek kehidupan manusia dan
digunakan dalam berbagai aktivitas kehidupan.
Visi pendidikan islam yang bertumpu pada mewujudkan rahmat bagi seluruh alam
itu, memperlihatkan bahwa pendidikan islam memiliki sebuah tanggung jawab yang
amat berat, kompleks, multi dimensil, dan berjangka panjang. Visi pendidikan
islam terkait erat dengan upaya mewujudkan sebuah tata kehidupan yang harmoni,
aman, damai, sejahtera lahir dan bathin.
Berdasarkan pada visi yang demikian itu, maka setiap penyimpangan dalam
penyelenggaraan pendidikan islam dapat dengan mudah diketahui. Sebuah kegiatan
pendidikan yang memperlakuakan anak didik secara tidak manusiawi, tidak adil,
merusak jasmani, rohani dan akalnya, merusak masa depannya serta mengajarkan
cara hidup yang keras, tidak bersahabat, atau mengajarkan memusuhi orang lain
dan seterusnya dapat diduga bahwa pendidikan tersebut telah menyimpang dari
visi pendidiakan islam. Demikian pula sebuah kegiatan pendidikan yang hanya
menyuruh manusia memperhatikan aspek kehidupan saja, atau aspek ke akhiratan
saja, atau membuatnya tidak berdaya dalam menghadapi kehidupan, maka pendidikan
tersebut tidak lagi dapat dikatakan sebagai pendidikan islam.
Visi pendidikan islam yang demikian itu selanjutnya di jabarkan dan diturunkan
pada dataran yang sesuai dengan tingkatannya secara lebih spesifik. Visi ini
kemudian digunakan sebagai cita-cita, tujuan jangka panjang, arah, tujuan dan
sekaligus tolak ukur untuk mengukur tentang seberapa jauh kegiatan pendidikan
yang dilaksanakannya telah mencapai tujuan.
B. Misi Pendidikan Islam
Sejalan dengan visi pendidikan islam sebagaimana tesebut di atas, maka misi
pendidikan islam juga erat kaitannya dengan misi ajaran islam. Berdasarkan
petunjuk dan isyarat yang terdapat didalam alqur'an, di jumpai informasi bahwa
misi pendidikan islam terkait dengan upaya memperjuangkan, menegakkan,
melindungi, mengembangkan, menyantuni dan membimbing tercapainya tujuan
kehadiran agama bagi manusia.
Misi ajaran islam yang memuliakan manusia demikiakan itu,
menjadi misi pendidiakan islam. Terwujudnya manusia yang sehat jasmani, rohani,
dan akal pikiran, serta memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, akhlak yang
mulia, keterampilan hidup yang memungkinkan ia dapat memanfaatkan berbagai
peluang yang diberikan oleh Allah termasuk pula mengelola kekayaan alam yang
ada di daratan, di lautan, bahkan di luar angkasa adalah merupakan misi
pendidikan islam.
Dari uraian tersebut terlihat bahwa misi pendidikan islam berkaitan dengan
beberapa hal sebagai berikut. Pertama, terkait
dengan upaya mengangkat harkat dan martabat manusia. Kedua, terkait dengan
upaya memberdayakan manusia agar ia dapat melaksanakan fungsinya sebagai
khalifah di muka bumi dalam rangka ibadah kepada Allah. Ketiga, terkait dengan
upaya mengatasi berbagai masalah yang di hadapi ummat manusia, yaitu masalah
aqidah, ibadah, syariah, ekonomi, politik, sosial, budaya, adat istiadat,
hukum, ilmu pengetahuan, pendidikan dan sebagainya. Keempat, terkait dengan
upaya menegakkan akhlak yang mulia pada seluruh aspek kehidupan tersebut.
Dengan misi yang demikian itu, maka pendidikan islam memiliki tanggung jawab
yang amat berat, besar dan kompleks terkait dengan seluruh aspek kehidupan
manusia.
2.3. DASAR DAN
ASAS-ASAS PENDIDIKAN DALAM AL-QUR'AN
- Dasar-dasar pendidikan
Yang dimaksud dengan dasar pendidikan adalah pandangan hidup yang melandasi
seluruh aktvitas pendidikan. Karena dasar menyangkut masalah ideal dan
fundamental maka di perlukan landasan pandangan hidup yang kokoh dan
komprehensif, serta tidak mudah berubah. Hal ini karena telah di yakini
memiliki kebenaran yang telah teruji oleh sejarah. Kalau nilai-nilai sebagai
pandangan hidup yang dijadikan dasar pendidikan itu bersifat relatif dan
temporal, maka pendidikan akan mudah terombang-ambing oleh kepentingan dan
tuntutan sesaat yang bersifat teknis dan pragmatisl.
Dengan demikian, sebuah dasar pendidikan harus sesuatu
yang bersifat filosofis. Begitu pentingnya pertimbangan filosofis dalam
menentukan dasar pendidikan, maka Winarno Surachmad berpendapat, bahwa filsapat
pendidikan adalah fundamen untuk melahirkan praksis, tanpa fundamen itu tidak
ada pendidikan. Perbuatan pendidikan yang tidak berdasar, yang tidak bertujuan,
yang tidak disertai dengan keyakinan mengenai kebaikan dan kebenaran, yang
diperbuatnya itu bukanlah perbuatan pendidikan.
- Asas-asas Pendidikan
Menurut hasan langgulung, bahwa pendidikan itu mempunyai asas-asas tempat ia
tegak dalam materi interaksi, inovasi dan cita-citanya. Seperti halnya kedokteran,
tekhnik ataupun pertanian masing-masing tidak dapat berdiri sendiri, melainkan
merupakan satu sarana dimana di praktekkan sejumlah ilmu yang erat hubungannya
antara satu dan lainnya.
Berdasarkan pandangan tersebut dapat diketahui, bahwa yang dimaksud dengan
asas-asas pendidikan adalah sejumlah ilmu yang secara fungsional sangat di
butuhkan untuk membangun konsep pendidikan termasuk pula dalam melaksanakannya.
Selanjutnya ilmu sosial sebagai asas pendidikan berfungsi sebagai pemberi
kerangka budaya dari mana pendidikan itu bertolak dan bergerak.
Kemudian ilmu ekonomi sebagai asas pendidikan berfungsi sebagai pemberi
persfektif tentang potensi-potensi manusia dan keuangan, materi dan persiapan
yang mengatur sumber-sumbernya dan bertanggung jawab terhadap anggaran
belanjanya.
Selanjutnya ilmu politik dan manajemen sebagai asas pendidikan berfungsi
sebagai pemberi bingkai ideologi darimana ia bertolak untuk mencapai tujuan
yang di cita-citakan dan rencana yang telah dibuat.
Selanjutnya ilmu filsapat sebagai asas pendidikan berfungsi sebagai sarana
untuk memilih yang lebih baik, memberi arah suatu sistem, mengontrol serta
memberi arah terhadap semua asas-asas yang lain sebagaimana disebutkan di atas.
2.4. TUJUAN
PENDIDIKAN ISLAM
- kedudukan Pendidik Dalam Islam
Pendidik adalah spritual father (bapak rohani), bagi
peserta didik yang memberikan santapan jiwa dengan ilmu, pembinaan akhlak
mulia, dan meluruskan perilakunya yang buruk. Oleh karena itu pendidik memiliki
kedudukan tinggi. Dalam beberapa hadists disebutkan: "jadilah engkau
sebagai guru, atau pelajar, atau pendengar, atau pencinta dan janganlah engkau
menjadi orang yang kelima, sehingga engkau menjadi rusak". Dalam hadits
Nabi Saw yang lain: "tinta seorang ilmuwan (yang menjadi guru) lebih
berharga dari pada darah para syuhada". Bahkan islam menempatkan pendidik
setingkat dengan derajat seorang Rosul
As-syauki bersyair: "berdiri dan hormatilah guru dan berilah penghargaan,
seorang guru itu hampir saja merupakan seorang Rosul".
Al-ghozali menukil beberapa hadits Nabi tentang keutamaan seorang pendidik. Ia
berkesimpulan bahwa pendidik tersebut sebagai orang-orang besar yang
aktifitasnya lebih baik dari pada ibadah setahun (perhatikan QS.At-Taubah:122).
Selanjutnya Al-ghozali menukil dari perkataan para ulama yang menyatakan bahwa
pendidik merupakan pelita segala zaman, orang yang hidup semasa dengannya akan
memperoleh pancaran cahaya ke ilmiahannya. Andai kata dunia tidak ada pendidik,
niscaya manusia seperti binatang. Sebab, pendidikan adalah upaya mengeluarkan
manusia dari sifat kebinatangan (baik binatang buas, maupun binatang jinak)
kepada sifat insaniyah dan ilahiyah.
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Islam dengan sumber ajarannya
al-qur`an dan as-sunah yang perkaya oleh penafsiran para ulama`ternyata telah
menunjukkan perhatian dengan jelas dan tinggi terhadap berbagai masalahyang
terhadap dalam bidang pendidikan.karenanya tidak heran untuk kita katakana
bahwa secara epistimologis islam memiliki konsepyang khas tentang pendidikan
yakni pendidikan
Demikian pula pemikiran filsafat
islam yang diwariskan para filosof muslim sangat kaya dengan bahan-bahan yang
dapat dijadikan rujukan guna membangun filsafat pendidikan islam.Namun
demikian, adanya pandangan tersebut bukan berarti islam bersikap
eksklusif.Rumusan, ide dan gagasan mengenai kependidikan yang datang dari luar
dapat saja diterima oleh islam, apabila mengandung persamaan dalam prinsip,(dan
tidak bertentanga.
Zaman dan tantangan yang dihadapi
masa sekarang berbeda dengan yang lalu. Karena itu upaya penggalian masalah
kependidikan tidak boleh berhenti jika sepakat bahwa pendidikan islam ingin
eksis ditenga-tengah percaturan global.
DAFTAR PUSTAKA
Nata,Abuddi.2005.Filsafat pendidikan
islam.Jakarta:Gaya media pratama
0 comments:
Post a Comment