Loading...
13 Mar 2013

Filsafat Pendidikan Islam Sebagai Sistem

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

MAKALAH
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
“FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI SISTEM”

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang        
Dalam dunia pendidikan sepertinya tak akan pernah habis segala upaya dan usaha untuk meningkatkan kualitasnya. Berbagai programpun dilakukan demi mencapai pendidikan terbaik. Hal ini pun melibatakan berbagai keilmuan yang bisa dijadikan sebuah bantuan untuk merealisasikan hal tersebut, dan salah satunya adalah filsafat pendidikan islam yang hadir untuk membantu menyelesaikan berbagai permasalahan-permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan. Melalui proses pemikiran filsafat yang radikal, dan mengakar itulah berbagai permasalahan pendidikan mampu terselesaikan. Adapun kehadiran filsafat pendidikan islam yang merupakan cabang-cabang dan perkembangan daripada filsafat itu sendiri merupakan faktor yang sangat penting bagi pendidikan dan dalam makalah Filsafat Pendidikan Islam Sebagai Sistem akan kami uraikan beberapa peran penting suatu sistem yang dimiliki Filsafat Pendidikan Islam Sebagai Sistem.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Filsafat Pendidikan Islam Sebagai Sistem
1.      Pengertian Filsafat  Pendidikan Islam
            Falsafah pendidikan yaitu aktivitas fikiran yang teratur yang menjadikan falsafah itu sebagai jalan untuk mengatur,menyelaraskan dan memadukan proses pendidikan. Falsafah pendidikan itu dapat menjelaskan nilai-nilai yang diusahakan untuk mencapainya. Dengan ini maka falsafah, falsafah pendidikan, dan pengalaman kemanusiaan merupakan tiga unsur yang bersatu dan berpadu. Sedangkan pendidikan  adalah proses yang sangat panjang demi menuju tercapainya tujuan pendidikan. Bukan aktivitas spontan yang sekali terjadi. Sebagai sebuah proses, maka pendidikan adalah rangkaian aktivitas terprogram, terarah, dan berkesinambungan. Dengan demikian pendidikan bukanlah suatu proses yang asal-asalan yang tanpa perencanaan dan tanpa pengorganisasian.
            Karena pendidikan merupakan aktivitas , tentu ada banyak komponen yang menopang setiap aktivitas tersebut. Komponen tersebut saling bergantungan , saling berhubungan, dan saling menentukan. Corak suatu sistem pendidikan tampaknya dipengaruhi oleh cara pandang dari setiap masyarakat, kelompok, atau bangsa masing-masing. Cara pandang ini erat kaitannya dengan latar belakang filsafat dan pandangan hidup mereka. Sebab bagaimanapun pandangan hidup ini mencerminkan jati diri yang harus diperhatikan serta dikembangkan dan selanjutnya diwariskan kepada generasi muda. Dari pendapat itu dapat dikatakan, jika pendidikan islam sebagai suatu sistem yang memiliki komponen ,maka corak sistem pendidikan islam tentulah mengacu kepada sumber Al-qur’an dan Hadits .
            Sebagai mana telah di kemukakan  bahwa filsafat  sebagai induk ilmu pengetahuan ( the mother of sciences ) telah berkembang demikian pesatnya dan membentuk berbagai macam cabang dan aliran filsafat serta dalam bentuk filsafat- filsafat khusus , yang mendasari perkembangan dan terbentuknya berbagai macam cabang  ilmu pengetahuan  . Dan pada akhirnya ternyata dalam zaman perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin menunjukan gejala spesialisasi yang ketat sekarang ini ,filsafat sangat diperlukan dan berfungsi sebagai pedekatan interdisipliner sistem. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang filsafat pendidikan islam sebagai suatu sistem ,maka perlu ditelusuri di mana letaknya dalam dunia filsafat dan ilmu pengetahuan sepanjang proses perkembangannya .
            Dalam dunia filsafat , filsafat pendidikan merupakan suatu bentuk filsafat khusus, yaitu bagian atau cabang dari filsafat  Islam yang mengkhususkan obyek dan sasaran pembahasaannya dalam bidang pendidikan . jika filsafat Islam ,sebagaimana halnya dengan dilsafat pada umum nya mempunyai obyek yang luas , yaitu yang meliputi alam semesta , alam manusia dan yang di balik alam maka filsafat pendidikan  Islam sebagai bagian cabangnya , membatasi obyek dan sasaran dan pembahasannya pada alam manusia, yaitu mengenai hakikatnya, perihidup dan kehidupannya .                          
            Dapat pula di katakan bahwa filsafat pendidikan Islam , merupakan penggunaan dan penerapan filsafat Islam dalam dunia kependidikan. Dengan demikian filsafat pendidikan Islam sebagai suatu sistem , ia selalu berkaitan dan sejalan dengn sistem induknya,yaitu fisafat Islam .
            Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang pengertian flsafat pendidikan Islam,sistem dan perkembangannya sepanjang sejarah perkembangan umat islam ,berikut ini akan di uraikan :                                        
1.      Filsafat Islam dan pendidikan .
2.      Metode dan peranan filsafat pendidikan Islam ,
3.      Perkembangan dan pemikiran-pemikiran baru dalam pendidikan Islam.                                                                                                        
2.      Pengertian Sistem
            kemudian sitem, istilah sistem berasal dari bahasa Yunani yang artinya suatu keseluruhan yang tersusun secara keseluruhan dari banyak bagian whole compounded of several parts.(Tatang Amirin, 1886: 11). Diantara bagian-bagian itu terdapat hubungan yang berlangsung secara teratur.
       Suatu sistem mengandung hal-hal sebagai berikut :
a.       Adanya suatu kesatuan organisasi
b.      Adanya komponen yang membentuk kesatuan organisasi
c.       Adanya hubungan keterkaitan antara komponen satu dengan yang lain
d.      Adanya gerak dan dinamika
e.       Adanya tujuan yang ingin dicapai
            Sistem pendidikan akan selalu bersifat dinamis, kontekstual dan untuk itu suatu sistem pendidikan haruslah terbuka terhadap tuntutan kualitas dan relevansi.
3.      Filsafat  Islam dan Pendidikan
            Perkembangan filsafat dalam dunia islam, nampak nyata setelah umat islam  bangsa Arab muslim pada masa itu berkomunikasi dengan dunia sekitarnya, berhubungan dengan peradaban dan kebudayaan bangsa-bangsa yang didudukinya serta menerima pengaruh daripadanya. Perkembangan filsafat tersebut dipercepat oleh kaum muslimin dengan adanya usaha penerjemahan berbagai macam buku ilmu pengetahuan, terutama filsafat Yunani ke dalam bahasa Arab. Namun demikian,bukan berarti bahwa pemikiran- pemikiran filosofis belum dikenal oleh umat islam sebelum itu. Sebelum masuknya istilah filsafat dan filosof dalam dunia islam, umat islam telah mengenal istilah “ Al- Hikmah” dan usaha untuk mencari Al-Hikmah, yang mempunyai pengertian dasar yang sama dengan filsafat. Al- Hakim, yang berarti orang yang memiliki al-hikmah disebut juga filosof.
            Musthofa ‘Abd al-Raziq dalam bukunya “TAmhid li Tarikh al falsafah al islamiyah”, menjelaskan bahwa dalam kepustakaan Arab, istilah “al-hakim dan al-hikmah” dengan istilah “filsafat dan filosof”, dipakai secara begantian untuk menyatakan pengertian filsafat dan filosof dalam islam. Bahkan Aristoteles yang dianggap bapak filsafat Yunani, disebut juga sebagi “al-hakim”. Pengertian yang sama juga dikemukakan oleh Omar Muhammad al Toumy al Syaibany dalam bukunya falsafah pendidikan islam.    
            Islam datang dengan membawa Al-qur’an sebagai sumber dan dasarnya. Al-qur’an juga disebut sebagai Al-Hakim, dan ini berarti bahwa Al-qur’an adalah merupakan sumber dan perwujudan Al-hikmah atau filsafat dalam Islam. Al-qur’an juga menegaskan bahwa usaha mencari al-hikmah (berfilsafat) itu hanya mungkin dikerjakan oleh orang yang berakal. “Allah memberikan al-hikmah kepada mereka yang menghendaki dan berusaha mencarinya, dan barang siapa yang memperoleh al-hikmah, berarti telah memperoleh kebajikan dan kebijaksanaan yang banyak, tetapi hanya orang-orang yang berakal sajalah yang mampu berusaha mencari hikmah tersebut (berfilsafat).
            Firman Allah SWT  dalam surah Al-Baqarah 269 :
          الألْبَابِ أُولُو إِلا يَذَّكَّرُ وَمَا كَثِيرًا خَيْرًاأُوتِيَ فَقَدْ الْحِكْمَةَ يُؤْتَ  وَمَنْ يَشَاءُ مَنْ الْحِكْمَةَيُؤْتِي
            Artinya : “Allah menganugrahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Qur'an dan As Sunah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugrahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)”.
            Dengan demikian jelas bahwa usaha mencari Al-hikmah , menurut ajaran islam hanya mungkin dikerjakan dengan menggunakan akal pikiran. Usaha mencari Al-hikmah, kebajikan dan kebijaksanaan dengan menggunakan akal pikiran adalah pengertian dasar dari filsafat. Jadi Al-hikmah dan usaha mencari Al-hikmah, tidak lain kecuali “filsafat dan bersfilsafat” dalam islam. Dan uraian tersebut, jelas bahwa filsafat dan kegiatan berfilsafat sudah ada dan dikerjakan dalam dunia islam, sebelum istilah filsafat masuk kedalamnya. Dan Al-qur’an adalah merupakan sumbernya, baik secara material, maupun secara formal.
4.      Sistem filsafat dalam islam
            Diantara ciri khusus sistem filsafat dalam islam, adalah penggunaan Al-qur’an sebagai sumber filsafat dan pembimbing bagi kegiatan berfilsafat.  Dalam Al-qur’an bertebaran ayat-ayat yang memerintahkan, mendorong, serta membimbing umat islam untuk menggunakan akal, berfikir, bertafakkur, bertafakkuh, menggunakan penyelidikan, penelitian dan sebagainya. Kesemuanya itu disamping mendorong untuk berfilsafat, sekaligus juga menunjukan bagaiman cara atau metode berfilsafat serta bagaimana mengambil pelajaran daripadanya.
            Semua sistem kefilsafatan, yang menjadi pokok pengkajian dengan melalui pemikiran yang mendalam, teliti dan bebas selalu berkisar pada masalah, yaitu ontologi, epistimologi, dan aksiologi. Filsafat islam, sebagai suatu sistem kefilsafatan juga mengandung ketiga unsur tersebut. Perbedaan antara sistem filsafat pada umumnya dengan filsafat islam, adalah pada pandangannya yang serba “ islami”. Jika filsafat pada umumnya telah sampai pada kesimpulan ontologis tentang adanya sebab pertama (causa prima) dari adanya segala sesuatu, ternyata apa dan bagaimana adanya causa prima tersebut, filsafat tidak mampu memberikan jawaban yang pasti. Berbagai bentuk dan ragam agama budaya adlah merupakan jawaban falsafati tentang adanya causa prima tersebut. Dalam hal ini islam menegaskan bahwa causa prima tersebut adalah Yang menciptakan alam dan sekaligus yang mengembangkan alam. Ia adalah Khaliq al-‘alam dan sekaligus sebagai Rabbal ‘alam. Dalam ontologi islam, ia adalah sebagai wajib al-wujud, sedangkan ‘alam sebagai yang mungkin al wujud. Karena adanya alam tergantung pada yang wajib adanya, yaitu Allah SWT, maka alam bersifat islami (tunduk, patuh, taat) kepadaNya.
            Definisi sistem yang lain dikemukakan Anas Sudjana yang mengutip pendapat Johnson, Kost dan Rosenzweg sebagai berikut “Suatu sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks atau terorganisir, suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks”. Sistem juga dikatakan sebagai kumpulan berbagai komponen yang masing- masing saling terkait, tergantung, dan saling menentukan. Dengan kata lain sistem dapat kita simpulkan suatu kumpulan yang secara keseluruhan yang bersifat kompleks dan terorganisir yang di dalamnya terdapat himpunan komponen yang saling berkaitan secara bersama-sama dan berfungsi untuk mencapai tujuan sistem. Jika dikaitkan dengan pendidikan, sistem pendidikan mempunyai makna satu rangkaian pemikiran dalam bidang pendidikan yang terorganisasi atau sistem pendidikan dapat disebut juga sebagai sekelompok dari unsur-unsur pendidikan yang saling berkaitan dan bekerja bersama-sama. Unsur-unsur pendidikan tersebut antara lain adalah sebagai berikut: asas pendidikan, tujuan pendidikan, materi pendidikan, subjek pendidikan, objek pendidikan, metode pendidikan, media pendidikan, evaluasi pendidikan, dan lingkungan pendidikan. Untuk menjalankan sistem pendidikan yang baik dan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan maka unsur-unsur pendidikan yang tersebut di atas harus dapat saling berkaitan dan bekerja bersama.
Berikut ini gambar sistem pendidikan :
  INSTRUMENTAL  INPUT 
  RAW INPUT
  PROSES
  OUTPUT   
  ENVIRONMENTAL INPUT 
5. Filsafat Pendidikan Islam Sebagai Sistem
            filsafat pendidikan islam sebagai suatu sistem yaitu merupakan komponen- komponen yang terdapat dalam pendidikan islam harus dipahami, dan dikembangkan secara utuh dan tidak boleh saling terpisahkan melainkan harus menjadi satu kesatuan yang berkaitan satu sama lain. Dan komponen - komponennya adalah sebagai berikut:
1) Tujuan Pendidikan Islam
2) Kurikulum Pendidikan Islam
3) Strategi Pendidikan Islam
4) Evaluasi Pendidikan Islam
            Untuk lebih jelas dan mudah memahami filsafat pendidikan islam sebagai sistem maka perhatikan bagan berikut :
            Dari bagan diatas dapat terlihat betapa pentingnya sebuah sistem yang terdiri dari berbagai komponen antara lain tujuan, kurikulum, strategi, evaluasi, dan keterlibatan filsafat pendidikan islam didalamnya semuanya adalah satu kesatuan dari sebuah sistem yang saling tetrkait dan berhubungan. Semua komponen yang terdapat pada sistem adalah penting dan bahkan bisa menjadi tidak penting jika salah satu diantaranya hilang. Maka, sangatlah perlu menggabungkan semua komponen tersebut agar menjadi sistem yang tepat guna.

            Filsafat pendidikan islam yang kita kehendaki adalah suatu pemikiran yang serba mendalam, mendasar, sistematis, terpadu dan logis, menyeluruh serta universal yang tertuang atau tersusun ke dalam suatu bentuk pemikiran atau konsepsi sebagai suatu sistem. Sistem adalah suatu keselurahan yang bulat yang terdiri dari sub-subsistem (bagian-bagian atau komponen-komponen) yang satu sama lain mempunyai kaitan pengertian sebagai suatu kebulatan yang utuh. Dikaitkan dengan islam adalah jelas dimaksudkan bahwa falsafah tersebut merupakan pelahiran (manifestasi) dari berbagai sumber daya pikiran, perasaan, dan kemauan yang bersumberkan ajaran agama islam. Hal ini dinyatakan oleh ahli pikir sebagai sesuatu yang bernapaskan islam di sepanjang waktu dan tempat.
            Mengingat filsafat pendidikan islam adalah falsafah tentang pendidikan yang tidak dibatasi oleh lingkungan kelembagaan islam saja atau ilmu pengetahuan dan pengalaman keislaman semata-mata. Melainkan menjangkau segala ilmu dan pengalaman yang luas, seluas aspirasi masyarakat muslim, maka pandangan dasar yang dijadikan titik tolak studinya adalah ilmu pengetahuan teoretis dan praktis dalam segala bidang keilmuan yang berkaitan dengan masalah kependidikan yang ada dan yang aka ada dalam masyarakat yang berkembang terus tanpa mengalami kemandekan. Inilah salah satu ciri masyarakat modern sekarang, dinamika (geraknya) terus melaju sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidupnya yang semakin meningkat.
            Mengikuti dinamika masyarakat yang bertendensi kearah perubahan sosial yang menyeluruh, itulah tugas studi filsafat pendidikan islam, karena harus mampu menyerap dan mengakomondasi serta menginterpretasi segala tuntutan zaman dan kecenderungan (trens)masyrakat. Sudah barang tentu segala sesuatunya dipelajari atas dasar sikap selektif terhadap segala gejala kemajuan atau perkembangan yang tidak menyalahi kaidah-kaidah agama islam.
            Di sinilah keuntungan kita, karena agama ini berwatak dan berkemampuan melakuakan akulturasi dan bahkan dalam batas-batas tertentu dapat melakukan akomodasi terhadap gejala kultural yang diterima secara selektif tersebut. Oleh karena itu, sikap lentur (fleksibel) islam sebagai agama dan kebudayaan memberikan ruang lingkup peluasan pemikiran falsafah pendidikan sampai jauh ke masa depan dan sedalam dan seluas masa kini dan lampau, sejalan dengan kaidah-kaidah yang mendasarinya.
            Terbukti dalam sejarah perkembangan pemikiran islam tentang gejala hidup duniawi dalam segala bidangnya. Filosof-filosof islam atau pemikiran muslim dapat mengungkapkan kedunia barat pada khususnya bahwa islam ternyata tidak hanya melacak masalah-masalah keagamaan atau ritualisasi normative saja, melainkan juga menggerakkan aspirasi manusia dalam penggalian ilmu pengetahuan yang oleh dunia modern saat ini tetap diingat sebagai basis pengetahuan yang berdaya.
            Beberapa pemikiran tentang pendidikan islam yang tercatat dalam sejarah sebagai pendiri sekolah-sekolah yang terkenal antara lain Nurudin Zauky di zaman dinasti Ayyubi dan Nizham Al-Mulk di zaman bani saljuk, yang pernah merintis kea rah pendidikan formal, berupa sekolah diiringi dengan metode-metode pengajaran child centered pada masanya. Kualitas nilainya dalam kependidikan tetap dianggap baik sampai masa kini.
6.Pentingnya Menciptakan Falsafah Islam untuk Pendidikan dan Pengajaran Kita
            Falsafah mempunyai kepentingan yang sangat besar bagi setiap sistem pendidikan yang berusaha kearah perbaikan, kemajuan, dan keteguhanbangunana dan dasar. Pendidikan kata Dr. Fauzy Al-Najjar : ”Tidak akan tumbuh berkembang, dan selaras dalam bidang kemajuan selagi hal itu tidak bersandar pada pemikiran falsafah yang selalu disertai dengan pembaharuan dan daya cipta dalam dunia yang selalu bertarung dengan ilmu dan teknologi. Selagi kita masih bertanya : “Mengapa kita mengajar? Bagaimana kita mengajar? Selam itu pendidikan akan tetap sengat memerlukan falsafah.
            Jadi falsafah pendidikan yang baik haruslah memberi pedoman kepada perancang-perancang dan orang-orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Hal itu akan mewarnai segala perbuatan mereka dengan hikmah., menautkan usaha-usahapendidikan mereka dengan falsafah umum untuk Negara dan bangsanya. Selain itu juga dapat menjauhkan mereka dari sifat meraba-raba dan mencari penyelesaian masalah-masalah pendidikan dan falsafah pendidikan merupakan sistem yang dapat menolong perancangan-perancangan pendidikan dan orang-orang yang melaksanakannya.

BAB III
KESIMPULAN
            Dari pembahasan makalah diatas maka dapat kami simpulkan bahwa beberapa pemikiran tentang filsafat pendidikan islam sebagai sistem sangatlah tepat. Karena melalui filsafat pendidikan islam semua aspek pendidikan dapat terarah lebih tepat. Filsafat pendidikan islampun merupakan sistem yang mampu mencari penyelesaian masalah-masalah pendidikan sehingga mencermatkan arah pendidikan agar sesuai dengan apa yang menjadi tujuan pendidikan.



DAFTAR PUSTAKA
  Muzayyin Arifin,  Filsafat Pendidikan Islam (Edisi Revisi), Jakarta: Bumi Aksara 2009.
  Omar Muhammad Al-Toumy Al- Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang 1979.


0 comments:

 
TOP