ABDUL WAHAB ASY-SYA’RONI
Abdul Wahab Asy-Sya’roni yang di kenal dengan Imam Asy-Sa’roni. Ia
adalah termasuk salah seorang tokah sufi yang terkenal, ia diakui sebagai wali
ketub yang memperoleh gelar Sufistik Imamul Muhaqiqin.
Syaikh Asy-Sya’roni lahir didesa Qalqasandah pada tahun 989 H.
Adapun Nama Asy-Sya’roni adalah panggilan yang diberikan kepadanya yang diambil
dari nama desa tempat tinggalnya dibesarkan, yaitu Sya’rah, sebuah desa di
wilayah Mesir.
Imam Asy-Sya’roni sangat cinta dan gemar akan ilmu, khususnya
ilmu-ilmu dunia sufistik. Karena kemuliaanya, jika ia berjalan banyak orang
yang ingin berebut tangan menyalami dan menciuminya hanya sekedar untuk
memperoleh berkah dari sang wali. Banyak dari kalangan orang-orang Yahidi dan
Nasrani yang menyatakan bertaubat dan akhirnya berbaiat masuk islam dan
menjalani amalan sufi yang di bimbing olehnya. Demikian pula banyak para
pejabat dan pelaku maksiat yang akhirnya sadar dan bertaubat atas perbuatan
jeleknya setelah mendengar pengajian-pengajian yang disampaikan olehnya.
Syaikh Asy-Sya’roni dikenal juga sebagai seorang yang cukup harta
benda, akan tetapi harta bendanya itu dipergunakan untuk didermakan kepada para
fakir miskin yang membutuhkanya. Ketika sang sufi ini wafat banyak sekali
orang-orang berdatangan untuk member penghormatan yang terakhir baik dari
jama’ahnya, para ulamak, pejabat, maupun rakyat jelata.
Di antara karomah beliau antara lain, dalam usia delapan tahun Imam
Asy-Sya’roni sudah hafal AL-qur’an. Disebutkan sebelim akil baligh, Ia berenang
di sungai Nil sampai mengalami kepayahan dan akhirnya dia tenggelam di dasar
sungai bahkan hamper meninggal dunia. Tetapi atas izin Alloh, Asy-Sya’roni
diselamatkan oleh seeker buaya yang membawanya dan menyelamatkannya hingga
sampai menuju ketepi yang jaraknya
sangat jauh dan akhirnya selamat.
Karomahnya yang lain ialah beliau dikenal sebagai seorang ulama’
penulis kitab-kitab, khususnya dalam bidang Tasawwuf. Disebutkan bahwa ketika
Syaikh Asy-Sa’roni menulis kitab Al-Yawaqit wal Jawahir yang merupakan kitab
komentar atau syarah dari kitab Al-Futuhat karya imam Ibn Arobi yang tebal itu,
ternyata ditulis hanya dalam jangka waktu tidak sampai satu bulan.
Disamping itu, di antara karomahnya yang lain adalah bahwa suatu
ketika Imam Asy-Sya’roni pergi naik perahu bersama para penumpang yang lainya
dan di tengah jalan dihadang tujuh ekar buaya yang besar-besar yang siap
menerkam. Penumpang yang duduk dipinggir merasa ketakutan dengan buaya-buaya
itu, karena buaya-buaya siap menerkam mereka. Melihat peristiwa itu
Asy-Sya’roni serta merta menceburkan kelaut dan mengejar buaya-buaya itu.
Ternyata buaya-buaya itu sebentar saja berlari menjauh pergi dari perahu. Para
penumpang pun jadi terheran-heran melihat keberanian Asy-Sya’roni melawan
buaya-buaya ganas yang menyeramkan itu.
HIKMAH
Banyak hal bias dilakukan untuk lebih meningkatkan ketakwaan kita
kepada Alloh. Baik memeladani kebaikan perjalanan hidup tokoh-toh besar
maupundengan jalan terus meningkatkan kualitas pengabdian kita kepada Alloh.
Assyaikh Imam Asy-Ya’roni yang telah mencapai derajat tinggi karena
ibadah yang sangat intern kepada Alloh, menjadikan banyak hal itu bias
dilakukan olehnya berkaitan dengan internya seseorang dalam pengabdianya kepada
Alloh, dapat mumbukakan mata hati seseorang untuk menjadi semakin dekat dengan
tuha melalui pengabdianya dalam beribadah. Oleh karena itu hendaknya kita
mencontoh dalam hal kebaikanya.
0 comments:
Post a Comment