Loading...
20 Dec 2012

Biografi Imam Jamaluddin bin Hisyam Al Anshory

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Biografi Imam Jamaluddin bin Hisyam Al Anshory 

Nuhah berarti pakar / ahli nahwu. Dalam sejarah peradaban Islam bermunculan para pakar yang intens dan menghasilkan banyak referensi dalam bidang nahwu, sharaf, dan ragam cabang ilmu bahasa arab lainnya. Salah satu referensi yang cukup terkenal adalah Qathrun Nada Wa Ballush Shada yang ditulis oleh Imam Jamaluddin bin Hisyam Al Anshory. Dan berikut ini adalah sedikit ringkasan biografi beliau : 

 Nama & Nasabnya Beliau adalah Syaikh Al Imam Al Allamah Abdullah bin yusuf bin Ahmad bin Abdullah bin Hisyam Al Anshory Al Mishry Al Khazrajy Asy Syafi'i Al Hanbali,bergelar 'Jamaluddin', kunyahnya adalah Abu Muhammad, dan Muhammad ini adalah anaknya yang paling besar. 

 Kelahiran, Pertumbuhan, dan Wafatnya Ibnu Hisyam dilahirkan di Kairo pada bulan Dzul Qa'dah tahun 708 H / 1306 M, dan tumbuh di sana. Beliau mempelajari banyak ilmu pada masanya berupa Nahwu, Sharf, Fiqih, Qiraat, Tafsir, Adab, dan Lughoh di hadapan para syaikh pada zamannya itu dengan penuh kesabaran. Beliau bersyair : 
  و من يخطب الحسناء يصبر على البذل = و من يصطبر للعلم يظفر بنيله

  يسيرا يعش دهرا طويلا اخا ذل =  و من لم يذل النفس في طلب العلى

Siapa saja yang bersabar dalam menuntut ilmu, ia akan menggapai pencapaian Siapa saja yang ingin meminang kebaikan, hendaklah bersabar dalam pengorbanan Siapa saja yang tidak merendahkan jiwanya dalam menggapai sesuatu yang mulia Maka ia akan hidup lama sebagai orang yang hina" Setelah beliau mendalami ilmu-ilmu ini kemudian beliau mengajar. Beliau mengajarkan ilmu bahasa arab di Mesir dan di Mekkah. Beliau tadinya bermadzhab syafi'i, kemudian 5 tahun sebelum wafatnya, beliau beralih ke madzhab hanbali. Ibnu Hisyam wafat pada hari kamis malam jum'at pada bulan dzul qa'dah tahun 761 H / 1360 M. Beliau dikebumikan setelah shalat Jum'at di kuburan ash shufiyyah di luar baab an nashr, Kairo. 

 Sifat dan Keilmuannya Ibnu Hisyam menonjol dengan dikaruniai kecerdasan yang luar biasa dan hafalan yang kuat. Beliau sanggup melampaui kawan-kawannya pada banyak ilmu, seperti Nahwu, Fiqih, Adab, Tafsir, Lughoh, bahkan beliau melampaui para syaikh pada masanya itu. Beliau menghafal Mukhtashor Al Kharaqy dalam tempo kurang dari 4 bulan. Adapun dalam aspek ilmu bahasa arab, Ibnu Hisyam adalah seorang sastrawan, hanya saja beliau banyak berbeda dengan Abu Hayyan, salah seorang ahli nahwu pada masanya. Dalam segi akhlaq, beliau dikenal tawadhu, berbakti, penyayang, santun dan halus budi bahasanya, menjaga diri, bagus perjalanan hidupnya, istiqomah, dan sabar dalam menuntut ilmu. 

 Guru - guru dan murid-muridnya Ibnu Hisyam belajar kepada para ulama pada masanya dalam ilmu bahasa arab, fiqih, hadits, tafsir, dan qiraah. Di antara guru-gurunya adalah : 

1. Syaikh Syihabuddin Abdul Lathif bin Al Murahhal, kunyahnya adalah Abu Faraj, Ibnu Hisyam melaziminya dalam ilmu nahwu 

2. Syaikh Syamsuddin Muhammad bin Muhammad bin Numair, yang dikenal dengan Ibnu As Siraj. Ibnu Hisyam belajar ilmu qiraah dari beliau. 

3. Syaikh Tajuddin Ali bin Abdullah At Tibrizi 4. Syaikh Tajuddin Umar bin Ali Al Fakihany. Ibnu Hisyam mempelajari syarah AL Isyarah dari beliau, satu kitab yang membahas ilmu nahwu. 

5. Imam Ibnu Jamaah, salah seorang ahli hadits pada masanya. Ibnu Hisyam belajar ilmu hadits dari beliau. 

6. Imam Abu Hayyan An Nahwi, seorang ahli nahwu yang unggul pada masanya. 

 Adapun murid-murid beliau adalah : 

1. Muhibbuddin Muhammad, putra Ibnu Hisyam 
2. Syaikh Jamaluddin Ibrahim bin Muhammad Al Lakhomy 
3. Sirajudin Umar bin Ali 
4. Ibrahim bin Muhammad An Nahwi Ibnu Hisyam memiliki banyak murid, hanya saja kebanyakan dari mereka tidak dikenal dalam sejarah. Wallahu a'lam. 

 Madzhab Ibnu Hisyam Ibnu Hisyam adalah seorang yang alim dan wara'. Beliau tidak tercela aqidahnya, agamanya, dan suluknya. Dahulu beliau bermadzhab syafii, kemudian beralih ke madzhab Hanbali. Ada yang berpendapat lain, seperti Syaikh Yusuf bin Taghry Bardy : "Ibnu Hisyam pada awalnya seorang hanafi, kemudian beralih menjadi hanbali". Wallahu a'lam bish shawab. 

 Statement para ulama seputar Ibnu Hisyam Imam As Subki berkata : "Ibnu Hisyam adalah ahli nahwu zamannya" Syaikh Ad Damaminy berkata kepada putranya Ibnu Hisyam, "Kalau seandainya sajaSibawaih masih hidup, pastilah ia akan berguru kepada bapakmu dan membaca kepadanya" 

 Ibnu Khaldun berkata, "kami di negri Maroko, senantiasa mendengar kabar bahwa di Mesir ada seseorang bernama Ibnu Hisyam yang alim dalam ilmu bahasa arab, yang lebih pakar dalam bidang Nahwu melebihi Sibawaih" 

 Manhaj / metodologinya dalam bidang Nahwu Para pakar yang meneliti buku-buku Ibnu Hisyam mendapati bahwa metodologinya dalam ilmu nahwu dibangun atas asas-asas berikut : 

1. Menjadikan Al Quranul Karim sebagai sumber pertama serta asas dalam membangun kaidah nahwu, dan mentashih uslub-uslub bahasa arab 
2. Bersandar pada sebagian qiraat untuk membangun sebagian kaidah nahwu 
3. Berdalil dengan hadits-hadits Nabi yang mulia 
4. Berdalil dengan syair-syair arab Sekedar catatan, di kalangan spesialis nahwu ada beberapa syair yang tidak bisa dijadikan hujjah. Adapun Ibnu Hisyam terkadang membawakan beberapa syair semacam ini untuk menjelaskan kekeliruan struktur kebahasaan dalam syair tersebut. 
5. Beliau tidak terikat dengan madzhab nahwu tertentu Dalam bidang nahwu dikenal madzhab besar : Bashrah dan Kuffah, serta ada beberapa madzhab lainnya. Secara umum beliau banyak bersandar pada madzhab bashrah, hanya saja beliau juga mengambil madzhab Kuffah, atau bahkan madzhab-madzhab lainnya manakala beliau memandang dalil-dalil mereka lebih kuat dari dalil-dalil ulama-ulama madzhab bashrah. 

 Kitab-kitab Ibnu Hisyam Beliau menulis sekitar 50-an kitab. Sebagian hanya dikenal namanya karena hilang dalam proses peradaban sehingga tidak sampai ke tangan kita, sebagiannya lagi masih eksis dan sudah diterbitkan. Karya-karya beliau adalah : 

1) Syuzur z-Zahab fi Ma’rifah Kalam al-‘Arab, sebuah risalah lebih panjang tentang ilmu nahwu. 
2) Kitab Syarh tentang risalah tersebut, dicetak di Bulaq tahun 1282 H dan Cairo pada tahun 1253 H dan 1305 H; 
3) Qatr an-Nada wa Ball as-Sada, sebuah risalah pendek tentang ilmu nahwu, diterbitkan beberapa kali; 
4) Kitab Syarh (penjelasan atau penafsiran) atas kitab tersebut di atas, terbit di Tunisia pada 1281 H dan di Cairo pada 1274 H; 
5) Al-I’rab ‘an Qawaid al-I’rab, sebuah risalah singkat, dicetak di Constatinopel (kini Istanbul) tahun 1298 H; 
6) Mugni al-Labib ‘an Kutub al-A’arib, kitab nahwu yang membahas secara terinci makna huruf dan keadaan kalimat, dicetk di Teheran tahun 1274 H dan di Cairo tahun 1305 H, 1307 H, dan 1317 H; 
7) Muqid al-Ahzan wa Muqiz al-Wasnan, kitab tentang beberpa kemusykilan ilmu nahwu; 
8) Al-Alqaz, kitab tentang beberapa masalah ilmu nahwu yang ditulis untuk keperlun Sultan Malik Kamil, dicetak di Cairo tahun 1304 H; 
9) Ar- Raudah al-Adabiyah fi Syawahid Ulum al-‘Arabiyah, buku penjelasan tentang syair-syair krya Ibnu Jinni dalam kitabnya al-Lam’; 
10) Al-Jami’ as-Saghir fi an-Nahw, semacam kamus kecil Ilmu Nahwu; 11) Makalah tentang ‘Irab kata-kata luqatan, fadlan, khilafan, aidan, dan lain-lain dipublikasikan dalam kitab as-Suyuti yang berjudul al-Asybah wa an-Naza’ir fi an-Nahw; 
12) Makalah kecil tentang penggunaan al-munada (kata panggilan, seperti, “Ya, Ahmad”) dalam sembilan ayat Al-Qur’an; 
13) Mas’alah I’tirad asy-Syart ‘ala asy-Syart, juga dimuat dalam kitab as-Suyuti tersebut; 
14) Fauh asy-Syaza fi Mas’alah Kaza, dimuat dalam kitab as-Suyuti tersebut; 
15) Syarh al-Wasidah al-Lugawiyyah fi al-Masa’il an-Nahwiyah, juga dimuat dalam kitab as-Suyuti tersebut; 16) Audah al-Masalik ila Alfiyah ibn Malik, diterbitkan di Cairo dengan judul at-Tawdih tahun 1304 H dan 1316 H, serta di Calcuta tahun 1832; 
17) Syarh Banat Su’ad, penjelasan tentang kasidah (syair-syair) pujian-pujian Ka’ab bin Zuhair kepada Rasulullah SAW, diterbitkan di Cairo pada tahun 1304 H dan 1307 H; 
18) Syawrid al-Milh wa Mawarid al-Manh, sebuah tulian tentang kebahagiaan manusia; 
19) Mukhtasar al-Intisaf min al-Kasysyaf, ringkasan buku al-Intisaf min al-Kasyasyaf karya Ibnu Munir yang merupakan bantahan terhadap pendapat-pendapat *Muktazilah dalam kitab al-kasyaf karya az-*Zamakhsyari; 
20) Beberapa tulisan lain tentang ilmu Nahwu, termuat dalam kitab as-Suyuti tersebut di atas.  

0 comments:

 
TOP